Gubernur Maluku akui kota Ambon rawan konflik

Gubernur Maluku, Karel Albert Ralahalu mengakui kota Ambon rawan terjadinya konflik antar warga. Ralahalu mengatakan jumlah penduduk kota Ambon tidak sebanding dengan jumlah luas wilayah, akibatnya tingkat kepadatan penduduk berpotensi terjadi bentrokan atau konflik.

Berdasarkan data kependudukan kota Ambon tahun 2010-2011 jumlah penduduk kota Ambon dalam jarak 1 Km persegi didiami sekitar 900 orang. Angka ini menunjukan tingkat kepadatan penduduk tidak berimbang dengan luas wilayah. Dampak lain terjadinya konflik antar warga kota Ambon yaitu masalah kriminal yang terjadi pada dua orang yang berbeda keyakinan digiring ke masalah agama dan masalah kesukuan.

Menurut Ralahalu, pemerintah provinsi Maluku telah menemukan salah satu solusinya yaitu dalam tahun 2012 ini dirinya akan mencanangkan pemindahan ibu kota provinsi Maluku dari kota Ambon  ke Maluku Tengah.

Solusi lainnya yaitu pemerintah provisi Maluku bersama Pemkot Ambon akan mendatangkan ahli tata ruang kota dari Institut Tehnologi Bandung untuk melihat kota Ambon secara langsung dan melakukan perancangan penataan kota Ambon 25 tahun yang akan datang.(DMS FM)